Pendahuluan
Sastra telah melahirkan begitu banyak karya yang menggugahkan perasaan dan pemikiran
manusia. Manusia mencoba untuk menciptakan ataupun memahami hasil karya sebagai
bentuk pengungkapan gagasan dalam bentuk bahasa.
Pembahasan
Pendekatan Kesusastraan
IBD
sebagai Basic Humanities mempunyai tujuan untuk menciptakan homo humanus, yang
berarti manusia yang lebih berbudaya, halus dan manusiawi. Dalam pencapaiannya
maka manusia harus mempelajari ilmu yang bersangkutan, yaitu the humanities.
Dimana hal-hal yang dipelajari mencakup
filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sejarah, sastra, cerita
rakyat dan sebagainya. Namunnya pada intinya semua mempelajari manusia dan
budaya. Karena itu ada yang menerjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu
kemanusiaan dan apa pula yang menerjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Melihat
kenyataan dari jaman ke jaman bahwa seni termasuk sastra memegang oeranan
penting dalam humanities, karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai
kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang
terdapat dalam filsafat atau agama. Karena seni adalah ekspresi yang bersifat
tidak normatif menjadikan nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik
isinya maupun cara penyampaiannya.
Disamping
itu ada beberapa alasan mengapa sastra mempunyai peranan yang lebih penting
hampir di setiap jaman.
1. Sastra
mempergunakan bahasa, dimana bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hamper
semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami diri sendiri,
yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya
untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu engetahuan, manusia
mempergunakan bahassa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya
yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu social, manusia mempergunakan bahasa.
Ddengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan
inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
2. Sastra
lebih mudah berkomunikasi, karena hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa adalah abstrak. Sifat
abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
3. Sastra
didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik dan mudah
mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.
Dalam
hal ini, IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang
keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (The Humanities). Namun
semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan
cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai
budaya.
Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
Dalam
bahasa Indonesia, istilah prosa sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan
didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran,
lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel atau cerita pendek.
Dalam
kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
1 1. Prosa
lama meliputi
1.
Dongeng – dongeng
2.
Hikayat
3.
Sejarah
4.
Epos
5.
Cerita pelipur lara
2. Prosa
baru meliputi
1.
Cerita pendek
2.
Roman/novel
3.
Biografi
4.
Kisah
5.
Otobiografi
Nilai - Nilai dalam Prosa Fiksi
Sebagai
seni yang bertulang punggung cerita,karya satra (prosa fiksi) langsung atau
tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa
memiliki nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra, yaitu:
1. Prosa
fiksi memberikan kesenangan.
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dari pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya
untuk mengenal daerah atau tempat asing, yang belum dikunjunginya atau yang
tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga mengenal tokoh-tokoh
yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalan hidupnya untuk
mencapai sukses.
2. Prosa
fiksi memberikan informasi.
Fiksi memberikan
sejenis informasi yang tidak terdapat dalam ensiklopedia. Dalam novel sering
kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik
tentang kehidupan masa kini, masa lalu bahkan masa sepan atau kehidupan yang
asing sama sekali.
3. Prosa
fiksi memberikan warisan kultural.
Prosa fiksi
dapat menstimulasi imajinasi dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisa budaya bangsa. Seperti novel Siti Nurbaya, salah
asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian,
harapan-harapan,aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya
dihayati oleh generasi kini.
4. Prosa
memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa
fiksi seseorang dapat meniai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan
banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih
respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda
daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Ilmu Budaya Dasar menitik
beratkan pada manusia dengan segala persoalannya. Manusia dan cinta kasih,
manusia dan keindahaan, manusia dan penderitaan, manusia dan kegelisahan,
manusia dan harapan.
Ilmu Budaya Dasar
yang Dihubungkan dengan Puisi
Pembahasan pusisi dalam rangka
pengajaran Ilmu Budaya Dassar tidak diarahkan pada tradisi pendidikan dan
pngejaran sastra dan apresiasinya yang murni. Pusisi digunakan sebagai media
sekaligus belajar sesuai dengan tema-tema atau pokokbahasan yang terdapat di
dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi adalah ekspresi pengalaman
jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melali media bahsa
yang artistic/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa, seperti gaya personifikasi,
metafora, perbandingan, alegori, dsb seningga puisi menjadi segar hidup, menarik
dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang
bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah
diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga
terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata konotatif yaitu kata-kata yang sudah
diberi tambahan nilai-nialai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapaun
alas an-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya
Dasar yaitu :
1.
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman
dan pemyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”.
Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan
dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman dari sekedar sekumpulan pengalaman
langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan
kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk
dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang
masyarakat.
Pendekatan
terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang
disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup
sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan
membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia, baik
dengan orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya itu sang penyair
menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman
setiap orang.
3.
Puisi dan keinsyafan social.
Puisi
memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk social,
yang terlibat dalam issue dan problem social. Secara imajinatif pusis dapat
menafsirkan situasi dasar manusia social yang bisa berupa :
·
Penderitaan atas ketidak adilan
·
Perjuangan untuk kekuasaan
·
Konflik dengan sesamanya
·
Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi-puisi
umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah
satunya nialai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih
(yang terpaut didalamnya kasih saying, cinta, kemesraan dan renungan.
Mari kita perhatikan
kutipan-kutipan prosa dan puisi di bawah.
Menembus waktu
Rasanya
aku pergi masih sore. Tadinya suah kurencanakan siang hari tapi ada-ada saja
halangannya, pukul lima baru aku pulang ke rumah. Tapi tak mengapa, kata
teman-teman kalau mau berobat lebih baik agak lambat karena kalau sore-sore
banyak pasien sehinggakita harus lama sekali menunggu.
Sambil
menunggu waktu sholat maghrib, sebelum ke rumah sakit aku membaca dulu sambil
tiduran. Dan aku ketiduran entah berapa lama. Tanpa melihat dulu jam ketika
bangun, aku langsung pergi ke rumah akit untuk menemui dokter yang kata
teman-teman hari ini buka praktek di rumah sakit perkebunan.
Aku
menolak tawaran Haris yang bersedia mengantarkanku, ah… terlalu banyak kebaikan
yang diberikannya kepadaku. Entah dengan apa aku harus membalasnya. Aku belum
mengerti dengan sikap orang yang satu ini. Padahal tiga tahun yang lalu aku
pernah menyakiti hatinya, menolak cintanya yang tulus. Dan aku memilih satu
diantara saingannya.
Tetapi
walaupun begitu Haris tidak pernah merasa sakit hati malahan ketika aku hendak
melangsungkan pernikahannya dengan Farid ia mau membantu segala macam
persiapan. Ketika acara pernikahan itu tidak bisa dilangsungkan karena Farid
meninggal tertabrak, Haris selalu menghiburku. Bahkan ketika aku sudah tidak
tahan lagi tinggal di kotaku, Haris pulalah yang menawarkan jasanya memberi
petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung halamanku. Ia mencarikan pekerjaan
untukku, dan pindahlah aku sekarang di kota Sukaresik ini. Walaupun selama ini
ia tidak pernah lagi menyinggung soal cintanya yang dulu pernah diutarakan
padaku, namun aku mengerti akan isi hatinya. Dan sayangnya sampai sekarang aku
hanya menganggap dia sebagai kakak dan tidak lebih dari itu.
Aku
lupa memakai jam tanganku, sehingga aku tidak tahu pukul berapa saat itu. Aku
meluncur denga motorku menembus kegelapan malam. Udara sangat dingin, tapi aku
yakin sekali hari masih sore, baru kira-kira puku setengah tujuh. Tepat sekali
kalau aku datang jam-jam segini, karena kemungkinan pasien sudah tidak terlalu
banyak.
Pernah
sekali aku lewat di depan rumah sakit itu ketika jalan-jalan bersama Haris.
Rumah sakit itu tidak begitu besar, tapi keadaannya masih baik, walaupun
bangunannya sudah sangat tua. Sudah beberapa kali mengalami perubahan
rupanya,karena menurut cerita Haris,rumah sakit itu dibangun sekitar tahun
seribu sembilan ratus. Dan itulah sebabnya bangunan rumah sakit itu terlihat
sangat angker lagi pohon-pohon besar disekelilingnya.
Ketika
aku lewat seminggu yang lalu rumah sakit itu kelihatan sangat sepi, hanya
satu-dua orang yang dating berobat. Tetapi entahlah kalau memang pada hari itu
dokternya sedang tidak praktek. Kata ibu sebelah rumahku, dokter rumah sakit
itu dating seminggu dua kali. Aku lupa menanyakan siapa dokternya. Yang aku
tahu, dokter itu praktik pada hari Senin dan Kamis. Kebetulan hari itu Kamis
malam Jum’at.
Jalanan
yang kulewati sepi sekali, namun aku tidak merasa takut. Kukira rumah sakit
juga masih ramai seperti yang diceritakan Bu Ritno, katanya kalau ada praktek
pasti pasiennya banyak bahkan sering sampai jauh malam.
Aku
merasa heran, mengapa masih sore begini,keadaan jalan sunyi sekali, hanya
sebelum memasuki kompleks perumahan saja ramai. Disana masih banyak bis-bis
malam yang lewat. Dan jalan kecil yang kulalui begitu sunyi tidak ada
kendaraanpun berpapasan denganku.
Agak
meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki kompleks perumahan itu, karena
di kiri kanan jalan yaitu disela-sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon raksasa
menjulang tinggi sehingga bulan penuh yang menyinari pohon-pohon membuat
bayangan hitam pada rumah-rumah.
Diambil dari Novel “Menembus
waktu” Bab II
Oleh : Yati Sadeli
Bonus majalah kartini no. 284
Prosa ini menghubungkan hubungan
:
1. Manusia
dan Harapan.
Pada kalimat “Tapi
tak mengapa, kata teman-teman kalau mau berobat lebih baik agak lambat karena
kalau sore-sore banyak pasien sehinggakita harus lama sekali menunggu.”
Terlihat
keinginan agar tidak terlalu lama menunggu untuk berobat, sehingga ia sengaja
menemui dokter pada malam hari.
2. Manusia
dan Cinta Kasih
Pada kalimat
“Aku belum mengerti dengan sikap orang yang satu ini. Padahal tiga tahun yang
lalu aku pernah menyakiti hatinya, menolak cintanya yang tulus.”
Terlihat begitu
besar kasih saying dan cinta Haris yang tulus kepada gadis yang dicintainya,
walaupun cintanya ditolak.
3. Manusia
dan Keadilan
Pada kalimat
“Tetapi walaupun begitu Haris tidak pernah merasa sakit hati malahan ketika aku
hendak melangsungkan pernikahannya dengan Farid ia mau membantu segala macam
persiapan.”
Disini terlihat
keadilan pada sikap Haris. Walaupun cintanya yang tulus ditolak, ia tak pernah
merasa sakit hati, bahkan membantu segala macam persiapan pada pernikahan gadis
yang dicintainya.
4. Manusia
dan Penderitaan
Pada kalimat
“Ketika acara pernikahan itu tidak bisa dilangsungkan karena Farid meninggal
tertabrak, Haris selalu menghiburku.”
Disini terlihat
penderitaan, karena Farid calon suaminya meninggal dunia. Sehingga acara
pernikahan yang telah dipersiapkan tidak jadi dilangsungkan.
5. Manusia
dan Tanggung Jawab
Pada kalimat
“Bahkan ketika aku sudah tidak tahan lagi tinggal di kotaku, Haris pulalah yang
menawarkan jasanya memberi petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung
halamanku.”
Terlihat
tanggung jawab Haris kepada gadis yang dicintainya. Haris menghiburnya dan
memberi petunjuk agar ia pindah dari kampong halaman. Haris pulalah yang
mencarikan pekerjaan untuknya.
6. Manusia
dan Pandangan Hidup
Pada kalimat
“Dan sayangnya sampai sekarang aku hanya menganggap dia sebagai kakak dan tidak
lebih dari itu.”
Terlihat
pandangan hidupnya yang menganggap Haris hanya sebagai kakak.
7. Manusia
dan Kegelisahan
Pada kalimat
“Agak meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki kompleks perumahan itu,
karena di kiri kanan jalan yaitu disela-sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon
raksasa menjulang tinggi sehingga………”
Terlihat
kegelisahannya, karena rasa tidak tentram dihati ketika memasuki kompleks
perumahan yang sunyi.
Daftar Pustaka
Nugroho, Widyo dkk (1996). MKDU : Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma
Gambar : nazim07.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar