Pendahuluan
Latar Belakang
Sejauh
ini kita mengetahui bahwa manusia dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang
sangat erat karena kita hidup ditengah-tengah kebudayaan. Namun kebanyakan
pemahaman itu hanya sebatas pada pengertian tanpa tahu makna yang lebih
mendalam. Pemahaman dasar penting untuk dikaji agar kita memahami sepenuhnya
bagaiman hubungan antara manusia dan kebudayaan.
Tujuan
1. Mahasiswa
mengetahui secara mendasar mengenai manusia.
2. Mahasiswa
mengetahui secara mendasar mengenai kebudayaan.
Pembahasan
Manusia
Ada dua pandangan yang dijadikan
acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia:
1) Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1. Jasad, yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat, yaitu mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
3. Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs, yaitu pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mangandung tiga unsur, yaitu:
1) Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1. Jasad, yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat, yaitu mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
3. Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs, yaitu pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mangandung tiga unsur, yaitu:
1. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling rimitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energy spikis yang menunjukkan cri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconscious). Id tidakberhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan stuktur lain kepribadian yang pada filirannya menjadi mediator anatara insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari realitas dan pengaruh social, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.proses pemenuhan kepuasan yang disebutkan terakhir yang dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses primer. Objek yang nyata dari pemuasan kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh tahap psikoseksual dari perkembangan individual.
2. Ego, merupakan bagian kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungakan energy Id ke dalam saluran social yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, ego sadar akan tuntunan lingkunagn luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian onbjek-objek khusus untuk mengurangi energy libidinal dengan cara yang dalam lingkuangan social dapat diterima disebut dengan proses sekunder.
3. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkunagn ekternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yng mempunyai otoritas di dalam lingkungan diri, biasanya disebut asimilasi dari pandangn-pandangan orang tua. Baik aspek positif maupun negative dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan ayau ditunjukkan oleh superego. Kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan dari tinngkah laku yang tepat bagi individu untuk dilakukan. Kesadaran membentuk aspek negative dari superego, dan menentukan hal-al mana yang termasuk kedalam kategori tabu, yang menagtur bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan menyebabkan dikenakannya sanksi. Superego dan Id berada dalam kondisi konflik langsung, dan ego menjadi penengan atau mediator. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri melalui system imbalan dan hukuman yang terinternalisasi. (Freud, dalam Brennan; hal 205-206)
Kesemua unsur
tersebut dapa digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku.
Hakekat Manusia
a) Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b) Makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurn jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
c) Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang badayawi.
d) Makhluk ciotaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi),mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
a) Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b) Makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurn jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
c) Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang badayawi.
d) Makhluk ciotaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi),mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta dari kata budhayah yang artinya budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasala dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Secara umum kebudayaan diartikan “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusai dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya; atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kebidupan manusia, baik yang bersifat material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun non-material seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu. Berikut beberapa pengertian kebudayaan menutur parah ahli :
1. E.B.Tylor (1871) seorang antropolog mendefinisikan kebudayaan adalak kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemapuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusai sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebaia semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai social yang diperlukan untuk mengatur masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Didalamnya termasuk misalnya agama, ideology, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Cipta merupakan kemampuan mentak, kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.
3. Sutan Takdir Alisahbaya mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan, sebab semua laku dan perbuatan tercakup didalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir, perasaan juga maksus pikiran.
4. Koentjananingrat mengatakan kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
5. Kroeber dan Klukhon mengatakan kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalammua perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta dari kata budhayah yang artinya budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasala dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Secara umum kebudayaan diartikan “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusai dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya; atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kebidupan manusia, baik yang bersifat material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun non-material seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu. Berikut beberapa pengertian kebudayaan menutur parah ahli :
1. E.B.Tylor (1871) seorang antropolog mendefinisikan kebudayaan adalak kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan-kemapuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusai sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebaia semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai social yang diperlukan untuk mengatur masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Didalamnya termasuk misalnya agama, ideology, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Cipta merupakan kemampuan mentak, kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.
3. Sutan Takdir Alisahbaya mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan, sebab semua laku dan perbuatan tercakup didalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir, perasaan juga maksus pikiran.
4. Koentjananingrat mengatakan kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
5. Kroeber dan Klukhon mengatakan kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalammua perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Unsur-Unsur
Kebudayaan
Kebudayaan
setiap bangsa atau masyakarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat
sebagai kesatuan. Misalnya kebudayaan Indonesia dapay dijumpai unsur besar
seperti upamanya Majelis Permusyawaratan Rakyat disamping unsur-unsur kesil
seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lainnya yang dijual dipinggir jalan.
C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1. Sistem Religi (system kepercayaan)
Merupakan prosuk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan diriya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. System Organisasi kemasyarakatan
Merupakan produk manusia homo socius. Manussai sadar bahwa tubuhya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem Pengetahuan
Merupakan prosuk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari orang lain. Kemampuan manusai mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebankan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila pengethuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4. Sistem Mata Pencaharian dan Sistem-Sistem Ekonomi.
Merupakan prosuk manusia yang homo economicus menjadikan tingakat kehidupan manusia secara umumterus meningkat.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusai dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1. Sistem Religi (system kepercayaan)
Merupakan prosuk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan diriya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. System Organisasi kemasyarakatan
Merupakan produk manusia homo socius. Manussai sadar bahwa tubuhya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem Pengetahuan
Merupakan prosuk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari orang lain. Kemampuan manusai mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebankan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila pengethuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4. Sistem Mata Pencaharian dan Sistem-Sistem Ekonomi.
Merupakan prosuk manusia yang homo economicus menjadikan tingakat kehidupan manusia secara umumterus meningkat.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusai dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6. Bahasa
Merupakan prosuk manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempernakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahassa Tulsan.
7. Kesenian
Merupakan produk manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebtuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Wujud Kebudayaan
Menurut
dimensi waktunya, kebudayaan mempunyai tida wujud :
1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia:
Wujud ini disebut system budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat,dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikirannya warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Jika warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan. Sekarang kebidayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disk, arsip, koleksi micro film dan microfish.
2. Kompleks aktivitas:
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atai diobservasi. Wujud ini sering disebut system social. System social ini tersiri dari aktivitas-aktivitass manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, kari ke hari, dan tahun ke tahun, selalu menurut pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat, system social bersifat konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan disokumentasi.
1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia:
Wujud ini disebut system budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat,dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikirannya warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Jika warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan. Sekarang kebidayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disk, arsip, koleksi micro film dan microfish.
2. Kompleks aktivitas:
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atai diobservasi. Wujud ini sering disebut system social. System social ini tersiri dari aktivitas-aktivitass manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, kari ke hari, dan tahun ke tahun, selalu menurut pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat, system social bersifat konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan disokumentasi.
3. Wujud
sebagai benda:
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.
Ketiga wujud kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tak terpisah satu saima lain. Kebudayaan iddela dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindajkan-tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.
Orientasi Nilai
Budaya
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai. Menurut C.Kluchohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima maslaah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern; ada yang berusaha untuk memadamkan hidupnya, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hiddup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.
2. Hakekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau massa yang akan dating.
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai. Menurut C.Kluchohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima maslaah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern; ada yang berusaha untuk memadamkan hidupnya, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hiddup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.
2. Hakekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau massa yang akan dating.
Kaitan Manusia dan
Kebudayaan
Secara sederhana hubungan diantara keduanya adalah manusia sebagi perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia mencuptakan kebudayaan dan setelah kebudayan itu tercipta maka kebudayaan mangatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya pertauran dibuat oleh manusia, lalu manusia yang akan membuatnya untuk mematuhi aturan tersebut yang dibuatnya sendiri. Dengan demikian disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang mencakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusai yang membuatnya.
Secara sederhana hubungan diantara keduanya adalah manusia sebagi perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia mencuptakan kebudayaan dan setelah kebudayan itu tercipta maka kebudayaan mangatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya pertauran dibuat oleh manusia, lalu manusia yang akan membuatnya untuk mematuhi aturan tersebut yang dibuatnya sendiri. Dengan demikian disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang mencakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusai yang membuatnya.
Daftar Pustaka
Nugroho, Widyo dkk (1996). MKDU : Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma
Gambar : hafidzabdillah.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar