Sabtu, 21 Maret 2015

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

Diposting oleh Unknown di 11.50





Pendahuluan

                Sastra telah melahirkan begitu banyak karya yang menggugahkan perasaan dan pemikiran manusia. Manusia mencoba untuk menciptakan ataupun memahami hasil karya sebagai bentuk pengungkapan gagasan dalam bentuk bahasa. 


Pembahasan
Pendekatan Kesusastraan

                IBD sebagai Basic Humanities mempunyai tujuan untuk menciptakan homo humanus, yang berarti manusia yang lebih berbudaya, halus dan manusiawi. Dalam pencapaiannya maka manusia harus mempelajari ilmu yang bersangkutan, yaitu the humanities. Dimana hal-hal yang dipelajari  mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sejarah, sastra, cerita rakyat dan sebagainya. Namunnya pada intinya semua mempelajari manusia dan budaya. Karena itu ada yang menerjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan dan apa pula yang menerjemahkan menjadi pengetahuan budaya.

                Melihat kenyataan dari jaman ke jaman bahwa seni termasuk sastra memegang oeranan penting dalam humanities, karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama. Karena seni adalah ekspresi yang bersifat tidak normatif menjadikan nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.

                Disamping itu ada beberapa alasan mengapa sastra mempunyai peranan yang lebih penting hampir di setiap jaman.

      1. Sastra mempergunakan bahasa, dimana bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hamper semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami diri sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu engetahuan, manusia mempergunakan bahassa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu social, manusia mempergunakan bahasa. Ddengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.

     2. Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

     3. Sastra didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik dan mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.

                Dalam hal ini, IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (The Humanities). Namun semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.


Ilmu Budaya  Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa

           Dalam bahasa Indonesia, istilah prosa sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel atau cerita pendek.

                Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
1    1. Prosa lama meliputi
1.       Dongeng – dongeng
2.       Hikayat
3.       Sejarah
4.       Epos
5.       Cerita pelipur lara

      2. Prosa baru meliputi
1.       Cerita pendek
2.       Roman/novel
3.       Biografi
4.       Kisah
5.       Otobiografi

Nilai - Nilai dalam Prosa Fiksi

                Sebagai seni yang bertulang punggung cerita,karya satra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa memiliki nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra, yaitu:

      1. Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat asing, yang belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalan hidupnya untuk mencapai sukses.

      2. Prosa fiksi memberikan informasi.
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat dalam ensiklopedia. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, masa lalu bahkan masa sepan atau kehidupan yang asing sama sekali.

      3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural.
Prosa fiksi dapat menstimulasi imajinasi dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisa budaya bangsa. Seperti novel Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan,aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini.

      4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat meniai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

                Ilmu Budaya Dasar menitik beratkan pada manusia dengan segala persoalannya. Manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahaan, manusia dan penderitaan, manusia dan kegelisahan, manusia dan harapan.

Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi

                Pembahasan pusisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dassar tidak diarahkan pada tradisi pendidikan dan pngejaran sastra dan apresiasinya yang murni. Pusisi digunakan sebagai media sekaligus belajar sesuai dengan tema-tema atau pokokbahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
                Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melali media bahsa yang artistic/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :

1.    Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb seningga    puisi menjadi segar hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.     Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.    Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.   Kata-kata konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nialai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.   Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

                     Adapaun alas an-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar yaitu :
1.       Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
        Perekaman dan pemyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman dari sekedar sekumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.
        Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.

2.       Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
        Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia, baik dengan orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya itu sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

3.       Puisi dan keinsyafan social.
        Puisi memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk social, yang terlibat dalam issue dan problem social. Secara imajinatif pusis dapat menafsirkan situasi dasar manusia social yang bisa berupa :
·         Penderitaan atas ketidak adilan
·         Perjuangan untuk kekuasaan
·         Konflik dengan sesamanya
·         Pemberontakan terhadap hukum Tuhan

             Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satunya nialai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih (yang terpaut didalamnya kasih saying, cinta, kemesraan dan renungan.

Mari kita perhatikan kutipan-kutipan prosa dan puisi di bawah.

Menembus waktu


                Rasanya aku pergi masih sore. Tadinya suah kurencanakan siang hari tapi ada-ada saja halangannya, pukul lima baru aku pulang ke rumah. Tapi tak mengapa, kata teman-teman kalau mau berobat lebih baik agak lambat karena kalau sore-sore banyak pasien sehinggakita harus lama sekali menunggu.

                Sambil menunggu waktu sholat maghrib, sebelum ke rumah sakit aku membaca dulu sambil tiduran. Dan aku ketiduran entah berapa lama. Tanpa melihat dulu jam ketika bangun, aku langsung pergi ke rumah akit untuk menemui dokter yang kata teman-teman hari ini buka praktek di rumah sakit perkebunan.


                Aku menolak tawaran Haris yang bersedia mengantarkanku, ah… terlalu banyak kebaikan yang diberikannya kepadaku. Entah dengan apa aku harus membalasnya. Aku belum mengerti dengan sikap orang yang satu ini. Padahal tiga tahun yang lalu aku pernah menyakiti hatinya, menolak cintanya yang tulus. Dan aku memilih satu diantara saingannya.


                Tetapi walaupun begitu Haris tidak pernah merasa sakit hati malahan ketika aku hendak melangsungkan pernikahannya dengan Farid ia mau membantu segala macam persiapan. Ketika acara pernikahan itu tidak bisa dilangsungkan karena Farid meninggal tertabrak, Haris selalu menghiburku. Bahkan ketika aku sudah tidak tahan lagi tinggal di kotaku, Haris pulalah yang menawarkan jasanya memberi petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung halamanku. Ia mencarikan pekerjaan untukku, dan pindahlah aku sekarang di kota Sukaresik ini. Walaupun selama ini ia tidak pernah lagi menyinggung soal cintanya yang dulu pernah diutarakan padaku, namun aku mengerti akan isi hatinya. Dan sayangnya sampai sekarang aku hanya menganggap dia sebagai kakak dan tidak lebih dari itu.


                Aku lupa memakai jam tanganku, sehingga aku tidak tahu pukul berapa saat itu. Aku meluncur denga motorku menembus kegelapan malam. Udara sangat dingin, tapi aku yakin sekali hari masih sore, baru kira-kira puku setengah tujuh. Tepat sekali kalau aku datang jam-jam segini, karena kemungkinan pasien sudah tidak terlalu banyak.


                Pernah sekali aku lewat di depan rumah sakit itu ketika jalan-jalan bersama Haris. Rumah sakit itu tidak begitu besar, tapi keadaannya masih baik, walaupun bangunannya sudah sangat tua. Sudah beberapa kali mengalami perubahan rupanya,karena menurut cerita Haris,rumah sakit itu dibangun sekitar tahun seribu sembilan ratus. Dan itulah sebabnya bangunan rumah sakit itu terlihat sangat angker lagi pohon-pohon besar disekelilingnya.


                Ketika aku lewat seminggu yang lalu rumah sakit itu kelihatan sangat sepi, hanya satu-dua orang yang dating berobat. Tetapi entahlah kalau memang pada hari itu dokternya sedang tidak praktek. Kata ibu sebelah rumahku, dokter rumah sakit itu dating seminggu dua kali. Aku lupa menanyakan siapa dokternya. Yang aku tahu, dokter itu praktik pada hari Senin dan Kamis. Kebetulan hari itu Kamis malam Jum’at.

                Jalanan yang kulewati sepi sekali, namun aku tidak merasa takut. Kukira rumah sakit juga masih ramai seperti yang diceritakan Bu Ritno, katanya kalau ada praktek pasti pasiennya banyak bahkan sering sampai jauh malam.


                Aku merasa heran, mengapa masih sore begini,keadaan jalan sunyi sekali, hanya sebelum memasuki kompleks perumahan saja ramai. Disana masih banyak bis-bis malam yang lewat. Dan jalan kecil yang kulalui begitu sunyi tidak ada kendaraanpun berpapasan denganku.


                Agak meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki kompleks perumahan itu, karena di kiri kanan jalan yaitu disela-sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon raksasa menjulang tinggi sehingga bulan penuh yang menyinari pohon-pohon membuat bayangan hitam pada rumah-rumah.

Diambil dari Novel “Menembus waktu” Bab II
Oleh : Yati Sadeli
Bonus majalah kartini no. 284

Prosa ini menghubungkan hubungan :

      1. Manusia dan Harapan.

Pada kalimat “Tapi tak mengapa, kata teman-teman kalau mau berobat lebih baik agak lambat karena kalau sore-sore banyak pasien sehinggakita harus lama sekali menunggu.”

Terlihat keinginan agar tidak terlalu lama menunggu untuk berobat, sehingga ia sengaja menemui dokter pada malam hari.

      2. Manusia dan Cinta Kasih

Pada kalimat “Aku belum mengerti dengan sikap orang yang satu ini. Padahal tiga tahun yang lalu aku pernah menyakiti hatinya, menolak cintanya yang tulus.”

Terlihat begitu besar kasih saying dan cinta Haris yang tulus kepada gadis yang dicintainya, walaupun cintanya ditolak.

      3. Manusia dan Keadilan

Pada kalimat “Tetapi walaupun begitu Haris tidak pernah merasa sakit hati malahan ketika aku hendak melangsungkan pernikahannya dengan Farid ia mau membantu segala macam persiapan.”

Disini terlihat keadilan pada sikap Haris. Walaupun cintanya yang tulus ditolak, ia tak pernah merasa sakit hati, bahkan membantu segala macam persiapan pada pernikahan gadis yang dicintainya.

           4. Manusia dan Penderitaan

Pada kalimat “Ketika acara pernikahan itu tidak bisa dilangsungkan karena Farid meninggal tertabrak, Haris selalu menghiburku.”

Disini terlihat penderitaan, karena Farid calon suaminya meninggal dunia. Sehingga acara pernikahan yang telah dipersiapkan tidak jadi dilangsungkan.

      5. Manusia dan Tanggung Jawab

Pada kalimat “Bahkan ketika aku sudah tidak tahan lagi tinggal di kotaku, Haris pulalah yang menawarkan jasanya memberi petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung halamanku.”

Terlihat tanggung jawab Haris kepada gadis yang dicintainya. Haris menghiburnya dan memberi petunjuk agar ia pindah dari kampong halaman. Haris pulalah yang mencarikan pekerjaan untuknya.

      6. Manusia dan Pandangan Hidup

Pada kalimat “Dan sayangnya sampai sekarang aku hanya menganggap dia sebagai kakak dan tidak lebih dari itu.”

Terlihat pandangan hidupnya yang menganggap Haris hanya sebagai kakak.

      7. Manusia dan Kegelisahan

Pada kalimat “Agak meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki kompleks perumahan itu, karena di kiri kanan jalan yaitu disela-sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon raksasa menjulang tinggi sehingga………”

Terlihat kegelisahannya, karena rasa tidak tentram dihati ketika memasuki kompleks perumahan yang sunyi.

Daftar Pustaka
Nugroho, Widyo dkk (1996). MKDU : Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma
Gambar : nazim07.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Pink Bobblehead Bunny
 

My ( Mind + Act + Story ) Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting