Kamis, 11 Juni 2015

Manusia dan Harapan

Diposting oleh Unknown di 01.16








A.      PENGERTIAN HARAPAN

                Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapanberarti manusia itu  mati tanpa hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan keada ahli warisnya.

                Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup,, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seseorang yang memuya harapan yang berlebihan tentu menjadi sebuah tertawaan orang banyak atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”.

                Berhasi atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan dating, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaiamana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.

                Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu udaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupaka sarana terkabulnnya harapan.

                Harapan berassala dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan mennyangkut massa depan.

Contoh :
1.       Budi seorang mahasiswa Universitas Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan didalam ujian semester mendapatkan angka yang baik.
2.       Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena iru berusha bersungguh-sungguh dengan usahanya.
                Dari kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan haddir adalah terjadinya buah keinginan, karena itu mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa menganal waktu dan Hadir bekerja tanpa menganal lelah. Semua itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang ddiharapkan. Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai ddengan usaha yang sesuai dengan apa yang ddiharapkan. Bila debandingkan dengan cita-cita, maka harapan  mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu :
a.       Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
b.      Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.


B.      APA SEBABNYA  MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN?

              Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir  ke dunia langsung disambut dengan pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggoa masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ad dua hal yang mendorong orang didup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Dorongan kodrat

              Kodrat ialah sifat,keadaan  atau pembawaan ilmiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiapa manusia mempunyai kemampuan untuk semua itu.

              Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempuyai mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa,bergembira dan sebaginya. Seperti halnya orang yang menonton pertunjukkan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.

              Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang,walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua makhluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak.budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan ddengan kehendaknya manusia dapat memilih.

              Dalam diri manuia massing-massing sudah menjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hisup bergaul, hidup bermasyarakat atau hisuo bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

Dorongan kebutuhan hidup

              Sudah kodrat pula bila manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya data dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

              Kebutuhan jasmaniah misalnya makan, minum, pakaian, rumah (sandang, pangan dan papan), ketenangan, hiburan dan keberhasilan.

              Unuk memenuhi kebutuhan itu manisa bekerja sama dengan manusia lain. Hal itu disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.

              Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu ialah :
a)      Kelangsungan hidup (survival)
b)      Keamanan (safety)
c)       Hak dan kewajiban mencintai an dicintai (be lobing and love)
d)      Diakui lingkungan (status)
e)      Perwujudan cita-cita (self actualization)


C.      KEPERCAYAAN

                Kepercayaan berasal ari kata percaya, artinya mengakui dan meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar :
-          Ia tidak percaya pada diri sendiri
-          Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya
-          Bagaimana juga kita harus percaya pada pemerintah
-          Kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu,  karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran al-Qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa pada dasarnya kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari ornag lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada orang lain itu disebabkan karena orang itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahuka itu dapat diperccayaa atau tidak. Pengetahuan yang dieterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaannya.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tiak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang mlebihi besarnya. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, ha katas keyakinan sendiri menimbulkan jga hak beragama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakian masing-masing.

Kebenaran
Kebenaran amat penting bagi manusia. Setiap manusia mendambakannya, karena ia mempunya arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus ddari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati  agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benarannya dalam bertindak, berucap,  maupu bertindak dapat mencemarkan atau mennjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan “sekali lancing keujian, selam hidup orang tak percaya”, karean itu wajarlah kalau ketiak benaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian dan kedukaan.
Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama delapan ruang”. Yang isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata pencaharian yang benar, perhatian ynag benar, dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu agar  pemmeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan dan ketidakpastian. Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agam-agam lain. Jelasslah bagi kita bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada  tiga teori kebenaran sebagi berikut :
1)      Teori koherensi dan konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsistens dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiapa manusia akan mati, Paul manusia, Paul akan mati.

2)      Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondens (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut,
Contoh : Jakarta adalah ibukota republik Indonesia.

3)      Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

                Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, beruapaya dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dala hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.


D.      BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATNYA

Dasar keprcayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

1.       Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak bersalah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

2.       Kepercayaan  kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhapap kata hatinya, perbuatan yang sesuai denga kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tiddak terddengar orang lain, apalagi memnuat janji kepada orang lain.

3.       Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, Negara itu berassal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati. Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).

Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah Negara, rakyat  itu  menjelma pada Negara. Satu-satunya realitas adalah Negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang mempuyai arti hanya dalam masyaraakaat, Negara. Hanya Negara sebagai keutuhann (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada Negara, manusia  perorangan tidak memiliki hak,  ia hanya memiliki kewajiban (Negara dictator)

Jelaslah bagi kita, baimteori atau  oandangan teoktaris ataupun demokratis Negara atau pemerinntah itu benar, karena Tuhan aalah sumber kebenaran. Keran itu wajarlah kalau manusia sebagai warga Negara ercaya kepada Negara/pemerintah.

4.       Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat  penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.  Kepercayaan itu  amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan padanya, manusia harus  percaya kepada Tuhan, sebab tuhannlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi menciptakan alam semesta seisinya merupakkan konsekuensinya tiap-tiap  umat  beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat  tersebut.

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha bergantung  kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu  antara lain:
a)      Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan mengingkatkan ibadah
b)      Meningkatkan pengabdia kuta kepada masyrakat
c)       Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebaginya
d)      Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e)      Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya


Daftar Pustaka

Nugroho, Widyo dkk (1996). MKDU : Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma
Gambar : edhobiondijoris.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Pink Bobblehead Bunny
 

My ( Mind + Act + Story ) Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting