Minggu, 07 Juni 2015

Manusia dan Keindahan

Diposting oleh Unknown di 13.59







KEINDAHAN

                Kata keindahan berasal dari kata indah, artiya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna dan sebagainya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, social, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
                Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tdak mengandung kebenaran bertarti tidak indah. Sudah tentu kebenaran disini bukalah ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni/ dalam seni, seni berusaha memberikan  makna sepenuh-penuhya mengenai objek yang diungkapkan.
                Kebenaran juga bersifat universal, artinya tdak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerah atau local.

APAKAH KEINDAHAN ITU?

                Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan baru jelass bila dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang beru berkomunikassi setelah mempunya bentuk, misalnya lukissan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film atau nyanyian.
                Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa inggris keindahana itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa Perancis “beau”, sedangkan Italia dan Spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum”. Akar kataya adalah “bonum” yang berate kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”.
                Menurut cakupannya orang harus membedakan anatar keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebagai sebuah benda yang tentu indah. Untuk perbdaan ini, dalam bahassa Inggirs sering digunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian ini kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yaitu:
1. Keindahan dalam arti luas
      2. Keindahan dalam arti estetis murni
      3.Keindahan dalam arti tersebatas dalam hubungannya dengan pengelihatan
               
                Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semuala daru bangsa Yunani dulu yang didalamnya  tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hokum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tantang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dalam arti estetis yang disebut “symmetria” untuk keindahan berdasarkan pendengaran (music). Jadi pengertian keindahan yang selias-luasnya menjadi :
      1. Keindahan seni
b    2. Keindahan alam
      3. Keindahan moral
      4. Keindahan intelktual

                Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapkan. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga menyangkut benda-benda yang dicerapkannya dengan penglihatan, takni berupak keindahan dari bentuk dan warna.
                Dari pembagian dan pembedaan terhadap keindahan diatas, masih belum jelas apakah sesungguhnya keindahan itu. Ini memang merupakan persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang adda pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkapan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
                Dari ciri itu dapat disimpulkan bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, naada dan kata-kata. Adap pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
                Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara pencerapan-pencerapan indrawi kita. Ternyata untuk menjawab “Apakah keindahan itu” banyak sekali jawabannya. Karena itu dalam estetika modern orang lebih suka berbicara tentang seni dan pengalaman estetik, kerena ini bukan pengalaman abstrak melainkan gejala konkret yang dapat ditelaah dengan pengamatan secara empiric dengan penguaraian secara sistematik.


NILAI ESTETIK

                Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah sat jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilaiekonomik, niali pendidikan, dsb. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian disebut dengan nilai estetik.
                Masalahnya sekarang adalah apakah nilau estetik itu? Dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berati keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related science diberikan perumusan tantang value yang lebih terinci lagi sebagai beruikut:
                “The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any object which causes it to be on interest to an individual or a group”. (kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
                Menurut kamus itu selanjutnya nialai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri . nilai itu oleh orang dipercata terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti ketidakbenarannya.
                Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai sibjektif dan nilai objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dengan nilai kemasyarakatan.  Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai eksentrik daan nilai instrinsik.
                Nilai eksentrik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk suatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau pembantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkuta atau sevagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh:
      1. Puisi.
Bentuk puisis yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama itu disebut dengan nilai ekstrinsik. Sedangakan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca malalui (alat benda) puisi itu disebut nilai instrinsik.
      2. Tari.
      
     Tari Damawulan-minak jingo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Tarian itu merupakan nilai eksetrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan olej tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.


KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
               
                Keindahan dalap dinikamati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan didasarkan pada selera seni didukung oleh factor kontemplasi dan ektansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia unryk menciptakan sesuatu yang indah. Ektansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati suatu keindahan. Apabial kedua dasar ini dibuhungkan dengan bentuk di luar manusia, maka akan terjadi penialai bahwa seseuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikay atau menarik perhatian orang yang melihat atau mendengar. Bentuk diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni tari,seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga wara-warni dll.

                Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplassi itu faltor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan factor pendorong untuk merasakan dan menikmati keindahan. Karena derajat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni jug aberbeda-beda. Mungkin orang satu mengatakan karaya seni itu indah tetapi orang lain mengatakan karya seni itu tidak/kurang indah, karena selera seni berlainan.

                Badi seniman selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang yang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin faktir ekstansi lebih menonjol. Jadi ia lebih suka menikamati karaya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikamati keindahan tetapi tidak mempu menciptakan keindahan.


APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN

                Keindahan itu pada dasaenya adalah alamiah. Alam ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan tuham. Alamiah berarti wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita cantik dari keadaan sebenarnya justru itu tidak wajar. Bila ada pemain dram yang berlebih-lebihan misalnya marah dengan meluap-luap padahal masalahnya kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tidak berharga kemusian menangis meraung-raung, itu berarti tidak indah.

                Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atas kenyataan mengenai penderitaan hidup amnesia, kemerosotan moral, perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, keagungan Tuhan dan banyak lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
  
      1. Tata nilai yang telah using
               
                Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dan dengan keadaan, sehingga dirasakann sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusian, nisalnya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih rendah daripada laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kebihupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia,

       2. Kemerosotan zaman

                Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosostan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan kententuan-ketenuan hokum agama dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni.

      3. Penderitaan manusia

                Banyak factor yang membuat manusia menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah factor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.

                Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik yang tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
       4. Keagungan Tuhan
               
                Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha menitu ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan Monalisa terkenal karena menarik dan tidak membosankan.


KEINDAHAN MENURUT PANDANGN ROMANTIK

                Dalam buku AN Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun deminikan, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantic John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :

                A thing of beauty is joy forever
                Its loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness
               
                Dia  mengatakan  bahwa sesuu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah dan tidakpernah berlaku ketiadaan. Dari sici kita mengetahui bahwa keindahan hanyalahsebuah konsep yang baru berkonunikasi setelah mempunyai bentuk. Karena itu dia tidak bebricara langsung mengenai keindahan akan tetapi sesuatu yang indah.

                Dalam sajak di atas, Keats mengambil bahannya Endymion yang terdapat dalam mitologi  Yunani Kuno. Endymion dalam mitologi ini sendiri merupakan penjabaran dari konsep kendahan pada jaman Yunani Kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang oleh para dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur dan tidak pernah diganggu oleh siapapun.
               
                Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jumlahnya,. Mereka mempunyai negative capability, yaitu kemamuan ubtuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang sealu diliputi keresahan.

                Mengenai keindahan, Colerigde mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer night “Thing base and vile holding no quality love can transpose to form and dignity”, yaitu sesuatu yang rendah dan tidak memiliki nilai, dapat berubah dan menjadi  berarti. Inilah yang menggelisahkan Coleridge. Dia menggunakan tembakau sebagai contoh karena kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenarnya tidak enak dapat menjadi nikmat. Perubahan ini dapat mempengaruhi imajinassi dengan merasakan nikmatnya tembakau maka dalam angan-angan seseorang, segala sesuatu yang berhubungan dengan tembakau dapat menjadi inddah. Coleridge melihat, bahwa kebiasaan mempunya akibat tergadap daya tangkap sesuatu yang indah, dank arena itu juga dapat mempengaruhi konsep keindahan seseorang.

                Kegelisahan Coleridge ini tersermin dalam “Frost at midnight” (1798), sebuah sajak mengenai salju tipis yang turun ditengah malam. Ssalju inlah yang baginya merupakan hal sesaat. Jatuhnya ssalju ini mengingatkan Coeridge pada dusunnya yang penuh ddesak orang. Disini proses imajinasi mulai tumbuh. Kemudian keadaan dusun yang penuh sesat itu melompat ingatannya pada massa anak-anak. Maka terebntuklah konsep keindahan, disini kesepian , kesendirian dan ketidakberdosaan (innocence) anak kecil adalah keindahan. Keindalah adalah sublimasi yang terjadi karena kebebassan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan.
               
                Selanjutnya Keats membedakan anatar orang biasa dengan seniman, dan antara seniman biasa dengan seniman yang baik yang dapat menciptakan sesuatu yang indah menurut dia. Pada suatu kesempatan ia melihat lukissan “Death on the Pale Horse”, karya pelukis West yaitu mengenai seseorang yang mati di atas kuda yang pucat, dia langssung berendapat bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats,West tidak mempunyai cukupnegative capability.

                Pada hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan dan misteri adalah suatu proses.proses inilah yang membuat seseorang menjadi kreatif. Orang yang tidak mempunyai negative capability tidak akan kreatif, karena segala sesuatu baginya suddah jelas, tidak menimbulkan keraguan dan bukan merupakan mistrei. Bagis Keats, proses kreativitas identic dengan perjuangan untuk menciptakan keindahan. Ini terlihat pada sanjak dirinya sendiri, “Endymion”, yang mempunyai banyak kesalahan. Sekalipun dalam sanjak ini dia dapat membuat batasan mengenai suatu keindahan, akan tetapi iamerasa sanjak ini ternyata bukan sanjak yang indah dan dengan demikian tidak berhasil mengungkapkan keindahan sendiri. Padahal pembaca sanjak itu segera mempunyai konsesus bahwa Endymon lambang keinddahan, meskipun Keats sendiri sanjaknya gagal.

                Mengenai burung bul-bul, suatu hari Keats duduk di kursi malas di bawah pohon, kemudian tertidur. Bebarapa saat terbangun dan merasa mendengar suara burung bul-bul. Imajinasinya langsung bekerja dan langsung membentuk konsep keindahan, menulislah ia bahwa didunila ini “beauty cannot keep her lustors eyes”, yaitu keindahan tidak dapat menyembunyikan mata yang bersinar-sinar.

                Ada persamaan hakiki antara K.Keats dan Coleridge dalam menanggapi hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk keinddahan.


RENUNGAN

                Renungan berasal darikata renung artinya diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teoru. Teori-teori itu adalah
1.       Teori pengungkapan.
2.       Teori metafisik
3.       Teori psikologik


KESERASIAN

                Keserasian berasal dari kata serasi dan kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan serasi benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
                Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang yang berpakaian harus dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cara memadu itu kurang cocok maka akan merusak pemandangan. Sebaliknya apabila serasi benar akan membuat orang puas karenanya. Atau orang yang berkulit hitam kurang pantas bila memakai baju warna hijau karena warna itu justru menggelapkan kulitnya.   
                Pertentangan pun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam dunia musik, pada hakekeatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek dan keras lembut.
                Karena itu dalam keindahan ini, sebagaian ahli piker menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari bebagai keselarasan dan keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi adapula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
                Filsuf Inggris Herbert Reas merumuskan define bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan indrawi kita. Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dimak dari perempuan yang menyenangkan.  Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di tempat-tempat kesempurnaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.

Daftar Pustaka
Nugroho, Widyo dkk (1996). MKDU : Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma
                

0 komentar:

Posting Komentar

Pink Bobblehead Bunny
 

My ( Mind + Act + Story ) Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting