Minggu, 07 Juni 2015

Manusia dan Pandangan Hidup

Diposting oleh Unknown di 14.41
      

     


      A.      PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

                Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandagan hisup ini bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hisup. Pandangan hisup artinya pendaat atau ertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan engalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

                Dengan demikian pendangan hisup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh ahal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manussia meneriman hasil pemikiran itu sebagai pengangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.

                Pandangan hisup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
      1.       Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
     2.       Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
      3.       Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
               
                Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai penndukung suatu oraganisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideology. Jika organisasi itu organisasi politik, idoeloginnya disebut ideologi politik.
                Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai  unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, udaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian keatuan yang tak terpisahkan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang jendak dicapai adalah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani dan kepercayaan kepada Tuhan.


     B.      CITA-CITA
     


                Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan marupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Sengan demikina cita-cita merupakan semacan garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.

                Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi maka disebut dengan angan-angan. Disini persyaratan dari kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru alam taraf angan-angan.

                Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa mendatang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya, hal itu tergantung dari tiga factor. Pertama, manuasianya yaitu yang memiliki cita-cita. Kedua, kondisi yang dihadapai ketika mencapai cita-cita. Ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

                Factor manusia yang ingin mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkeamuan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya senddiri. Sebaliknya anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang dicita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan mendikan dirinya puas.

                Factor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Factor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memerlancar tercapainya cita-cita. Sedangkan factor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi suatu cita-cita. Misalnya sebagai berikut

Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Justru dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orangtuanya merupakan factor yang menguntungkan atau memudahkan mencaai cita-cita Amir. Sebaliknya dengan Budi yang hanya orang tuanya berekonomi lemah, emnyebabkan ia tidak mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi merupakan hambatan bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.

                Factor  tingginya cita-cita yang merupakan factor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran bahwa seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana factor manusianya. Maukah yang bersangkutan mencapainya. Demikian juga denga factor kondisi yang memungkinkan hal itu. Apak dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-citanya. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang yang menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap menacapai apa yang diidam-idamkan. Ada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemapuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.

Pada mulanya Basir adalah seorang pedagang kecil, pedagang kaki lima. Ia menyadari bahwa dengan modalnya yang kecil maka dengan susah payah diperolehnya keuntungan yang berarti. Karena itu dengan hematnya disisihkan uang keuntungannya untuk memperbesar modalnya. Hal itu berhasil diperolehnya, sehingga dengan modal yang lebih besar ia dapat menjadi pedagang menengah. Dan dengan ketekunannya lagi dilanjutkan kegiatannya dalam dagang. Dengan kejujuran serta kesungguhan dapatlah ia memperbesar usahnya melalui kredit yang dipercayakan bank kepadanya. Dengan pengalaman sebagai bekal, kesanggupan serta kepercayaan yang dapat diberikan kepasa relasinya, basir berhasil menjadi pedagang besar dan alhirnya tercapai menjadi pedagang besar.

                Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsapun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia mendirikan suatu Negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang massyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.


      C.      KEBAJIKAN

                Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang medatangkan kebaikan pada hakeatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.

                Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu  baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.

                Manusia adalah pribasi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cia-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu, karena memikirkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
               
                Manusia merupakan mahluk sosial, manusia hidup bermassyarakat, manusia saling membuuhkan, saling menolong, saling mengahargai sesame anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan dan sebagainya.

                Untuk melihat apa itu kebajikan, kita  harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manussia sebagai anggota masyarakat dan manusia  sebagai makhluk Tuhan.

                Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang bruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di alam hati yang mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk diri sendrir, sebab itu, nilai suara hati amat besar dan penting dalam hisup manusia. Misalnya orang tahu, bahwa membunuh itu buruk dan jahat, suara hatinya mengatakan demikian, namu kadang-kadang manusia  tidak mendengarkan suara hatinya.

                Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik baginya. Oelh karea itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya passti baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuaan atau tindakan itu buruk. Mialnya, suara kita mengatakn “tolonglah orang yang menderita itu”, dan dia menolongnya maka ia berbuat kebajikan. Sebaliknya apabila hati kita berkata namun kita hanya seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu, maka munafiklah kita.

                Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terkait dengan suatu masyarakat.  Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan sura hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana suara hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginkan yang baik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itupun pasti suara hatinya menginginkan yang baik. Sebab itu jika benar-benar berdasarkan pada suara hati anggota-anggotanya, suara hati masyarakat pada dasarnya adalah  baik. Misalnya warga disuatu disuatu daerah menghendaki kerja bakti dengan mengadakan pembersihan saluran air di kampong. Bila kita ikut beramai-ramai kerja bakti, berate kita mengikuti suara hati masyarakat, kerja bakti itu. Tetapi bila kita tidak mengikutinya bararti kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.

                Sesuatu yang baik bagi masyarakat, bararti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi ddapat saja terjadi, bahwa Sesutu yang baik bagi kepentingan umum/masyakarak tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang didalamnyaatau sebaliknya. Dengan demikian, seseorang harus tunduk kepada apa yang baik bagi massyarakat umum.

Contoh:
Budi tidak setuju jalan di depan rumahnya diperlebar, karena harus memotong bagian depan rumahnya. Tetapi mastarakat kampong mengusulkan dan telah disetuji jalan itu harus diperlebar demi keamanan. Akhirnya karena desakan seluruh warga, dengan sangat terpaksa Budi menyetujuinya.

                Jadi baik atau buruk itu dilihat meurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum. Disini tidak berarti bahwa pedapat  umum atau kepentingan umum itu di atas segala-galanya, sehingga suara mati, pendapat atau kepentingan pribadi diabaikan begitu saja.

                Sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuha. Suara Tuhan dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap seiapa pun, berapakain sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

                Baik dan buruk, kebajikan dan ketidakbajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman. Banyak hassil seni lahir dari imajinasi kebjikan dan ketidakbajikan.

                Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karean pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan sendiri.

                Kebajikan mansia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Arena tingah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri. Sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.

                Factor-faktor yang memnentukan tingkah laku setiap orang ada tiga gal. pertama factor pembawaan yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiki pembawaan yang sam? Hal itu disebabkan karena sel-sel benih yang mengandung gfaktor-faktor penentu berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi daling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sejandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadinya pembentukan temperamen seseorang.

                Factor kedua yang mementukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan. Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir(masa embentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi leingkunagn keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga dan orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan ekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-teman sekolah ikut memberikan andilnya. Dalam lingkunagn sekolah tokoh panutan seorag anak sudah memiliki posisi yang lebih luas dibandingkan dengan dalam keluarga. Pembentukan pribadi dalam sekolah terjadi pada masa anak-anak atau masa sekolah. Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang menjadi panuttan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan tinggi. Kepribadian seorang anak juga memperolah pengaruh dari benda-benda atau peralatan dalam lingkungan tersebut yang merupakan non person. Karena itu dalam pembentukan kepribadian pada umumnya anak-anak kota lebih trampil dibandingkan dengan anak-anak pedesaan, namun dalam hubungan bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak daeri daerah pedesaan lebih unggul.

                Factor ketiga yang menentukan tingah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negative maupun pengalaman manisa yang sifatnya ositif, memberikan kepada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seorang menagmbil tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseirang mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat baiknya itu bertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya  dalam diri seseorang.

                Dalam prakteknya dari ketiga factor diatas, yaitu pembawaan. Lingkungan danpengalaman, manakah yang paling dominan? Silit dierikan jawaban, keran ketiga-tganya terjalin dengan erat sekali. Disamping itu ketiga factor tersebut dalam membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya dengan pembentukan pada pribadi lain.


      D.      USAHA / PERJUANGAN
      
    

                Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus bekerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus bekerja keras. Apabila seseorang bercitacita menjadi ilamuwan, ia harus rajn belajar dan tekun serte memenuhi semua ketentuan akademik.
                Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau kedua-duanya. Para ilmuwan lebih  banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada jasmaninya. Sebaliknya para buruh dan petani lebih banyak menggunakan jasmani daripada otaknya. Para tukang an para ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja ptak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih banya kerja jasmani daripada otak.
                Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya.
                Dalam agamapun diperintahkan untuk bekerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad SAW yang  ditujukan kepada pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu  hdup selama-lamanya dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Allah berfirman dalam AL-Qur’an surat AR-Ra’du ayat 11 “seseungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum kecuali jika merka mengubah keadaan dirimereka sendiri”. Dari hadist dan firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu berkerja keras untuk memperbaiki nasibnya sendiri.
                Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian/keterampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperolah hasil sedikit, keterempilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai keterampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian/keterampilan itu suatu keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “long life education”.
                Karena mansuia itu  mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia,  maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang menimbulan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong,  bergotong-royong. Apabila sistem ini diangkata ke organisasi Negara, maka Negara akan mengatur usaha/perjuangan warga negaranya sedemikian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga Negara dapat dihilangkan atau ttidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan hisup/ideology yang dianau oleh suatu Negara.
                Dalam Negara yang manganut ideologi liberalisme, kesadaran individu yang lebih berperan untuk membantu individu lain yang kurang/tidak mampu bekerja keras memperoleh penghasilan layak. Jika individu tidak punya kesadaran atau rendah tingkat kesadarannya untuk membantu orang lain yang kurang/tidak mampu, maka akan muncul perjuangan bebabs dan persaingan bebas. Manusia yang satu mengeksploitir manusia lain. Misalnya dalam hubungan kerja, majikan memperkerjakan buruhnya dengan uah murak tak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkanya, upah tidak mencukupi kebutuhan minimal si buruh.
                Sebaliknya, dalam Negara yang menganut ideologi komunis, Negara lebih berperan mengatur usaha/perjuangan warga Negara. Setiap warga Negara harus tunduk dan patuh pada ketentuan yang ditetapkan Negara, bahwak dengan paksaa dan kekerasn. Atas kebersamaa, pemerataan, sama rata sama rasa diterapkan dengan ketat. Akibatnya justru melanggar keadilan, melanggar hak-haka manusia itu sendiri. Walaupun tujuan ideology komunis itu adalah kemakmuran warga Negara, caranya mewujudkan kemakmuran itu tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Manusia tidak lebih dari alat menciptakan kemakmuran. Padahal manusia itu makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki harkat dan martabat.


      E.       KEYAKINAN / KEPERCAYAAN

                Keyakinan/keprcayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurt Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu alran naturalism, aliran entelektualisme dan aliran gabungan.
               
a.       Aliran Naturalisme
        Hidup mannusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Keuatan gaib itu natur dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi  yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hokum-hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetpai Tuhan yang menentukan.

        Aliran naturalism berintukan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakana Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.

        Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Mannusia adalah makhluk ciptaaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepa Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama itu ada dua macam :
            1.       Ajaran agama dogmatis, yaitu disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-qur’an dan Hadist. Sifatnya tetap tidak berubah-ubah.
            2.       Ajaran agam dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relative (terbatas). Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama termasuk kebudayaan. Terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama. Sifatnya beubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.

        Apabila naturalism ini dihubungkan dengan pandangan hisup, maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamnya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. Pandangan hiduo yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhalah kekuasaan tertinggi, yang menetukan segala-galanya disebut pandangan hisup religious (keagamaan).
       
        Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan hisupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.

b.      Aliran intelektualisme
        Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia menguatamakn akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan ahti nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebakian itu  dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan hati nurani.
        Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani” artinya daya rasa. Di Barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir. Karena itu aliran ini bnayak dianut di kalangan Barat. Di Timur orang mengutamakan hati nurani, yang baik menurut akal belum tentu baik menurut hati nurani.
       
        Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manussia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hisup ini dilandasi oleh keyainan bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalime. Kebebasan akan menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Keran itu indovidu yang berakal (berilmu dan berteknologi tinggi) dapat menguasai indivisu yang berpikir rendah (bodoh).
       
c.       Alirann gabungan
        Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menetukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika beroikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa  yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.

        Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakina lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir indivisu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.

        Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimmbbang, akal  dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rassa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektifan  pandangan hidup ini disebut  sosialisme – religuis. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya berkat karunia Tuhan.

        Apabila kita kaji antara dua oandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif, sedangkan pandangan hisup sosialisme religius menekankan pada logika berpikir kolektif individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.


           F.       LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HISUP YANG BAIK

                Manusia pasti mempuyai  pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan  hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan da nada pula yang memperlakukan sebagai panimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
                Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hisup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita yang baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
      1.       Mengenal
      2.       Mengerti
      3.       Menghayati
      4.       Meyakini
      5.       Mengabdi
      6.       Mengamankan

      
Daftar Pustaka
Nugroho, Widyo dkk (1996). MKDU : Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma
                  umustlucky.blogspot.com


0 komentar:

Posting Komentar

Pink Bobblehead Bunny
 

My ( Mind + Act + Story ) Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting