Minggu, 07 Juni 2015

Manusia dan penderitaan

Diposting oleh Unknown di 14.11






      A.      MANUSIA DAN PENDERITAAN

                Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasalah dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan suatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
                Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan juga ada yng aringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penseritaan. Suatu perinstiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energy untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
                Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hali itu sudah merupakan “resiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mamukan manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yag diberikan-Nya? Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadder manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca Koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religious Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan makhluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukan manusia mengendalikan diri untuk melupakannya? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepada-Nya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga berangsur-angsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa tuhan tidak memberika cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
                Baik dalam Al-Qur’an maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut sehingga manusia mengalami penderitaan.
                Hal ini misalnya dalam surat Al-Insyiqaq ayat 6 dinyatakan “manusia adalah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan”. Ayat tersebut harus diartikan bahwa manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapai mesyarakat sekelilingnya dan tidak boleh lupa untuk taqwa kepadda Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahannya sendiri.
                Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya? Pendderitaan fisik yang dialami manusia tentulaj diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan secara psikis, penyembuhan terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lai semuanya itu merupakan “resiko” karena seseorang ingin hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.


      B.      SIKSAAN
                Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang timbulah penderitaan. Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manuia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, memakan harta anak yatim dan sebaginya. Antara lain ayat 40 surat Al-Ankabut menyatakan

                “masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud,ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan adapula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri karena dosa-dosanya.”

                Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar dan kadang-kadang disertai gambar si korban.
               
                Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah harian ibu kota (pos kota) halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan dan sebaginya.

              Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
              Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakan seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakan dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang cepat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat diatasi.

              Kesepian dialami oleh seseorang  merupakan rasa sepi oleh dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai. Kesepian iti tidak boleh dicampur adukkandengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau barawan yang tinggalnua ditempat sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami seseorang.
             
              Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan. Maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan “kawan duka” adalah orang yang mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu. Selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kebaikan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.

              Ketakutan  merupakan bentuk lain yang dapay menyebabkan seseorang mengalami sisaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besaran yang tidak pada tempatnya, maka disebut phobia. Pada umunya orang memiliki satu atau lebih phobia riangan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga saat mengganggu. Seperri pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merassa ketakutan, antara lain :
a.       Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorag berada di tempat terbuka.
b.      Gamang
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang beberada di tempat yang tinggi. Hal ini disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi. Misalnyaseseorang harus melewati jembatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseorang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
c.       Kegelapan
Kegelapan merupakan ketakutan seseorang bila berada ditempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan atau pencuri. Orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidue selalu dinyalakan lampu yang terang.
d.      Kesakitan
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berterik-teriak sebelum jarum suntik ditusukkan ke dalam tubuhnya. Hal ini disebabkan salam pikirannya hal itu akan menimbulkan rasa sakit.
e.      Kegagalan
Kegagalan merupakan ketakutan seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan. Trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan jika sampai terulang lagi.


APA YANG MEMBUAT SESEORANG MENJADI PHOBIA?

                Ahli-ahli medis mempunyai pedapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya perkerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau akit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memeng merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanak-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
                Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia, sekolah dapat berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila mereka sudah biasa. Kesukarannya adalah bahwa orang tua sulit membedakan antara kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenarnya.
                Umumnya ada dua aliran mengenai penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gelaja dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkat laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebanya suapa mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kenayak ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipendrita hidup dalam kedadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan sipenderita sepuluh kali lebih parah.


      C.      KEKALUTAN MENTAL

                Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal dengan kekaluta mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi peroalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
                Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah
      a.       Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusinh, sesak napas, deman, nyeri pada lambung.
     b.      Nampak pada kejiwaanya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
     a.       Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
      b.      Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan justru akan segera memecahkan masalahnya, sehinga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
      c.       Kekalutan merupaka titik patah dan yang bersangkutan mengalami  gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
     a.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyababkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutka kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
     b.      Terjadi konflik sosial budaya akibat norma berbada yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat., sehingga dia tidak dapat menyesuaikan diri lagi. Misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
    c.       Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses-prose kekalutan mental yang dialami oleh seseirang mendorongnya ke arah :
      a.       Positif
Trauma (luka jiwa) yang dialami dijawabsecara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan shalat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan positif setelah kejatuhan dalam kehidupannya.
      b.      Negative
Trauma yang dialaminya diperlarutkan atau diturutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan akibat batin tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain:
1)      Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap  akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik akibat mudah terjadinya hipertensi (terkana darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang disekitarnya.
2)      Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung, memecahkan barang-barang.
3)      Fiksasi adalah peletakan atau pembatan pada suatu pola yang sama, misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, mebentur-benturkan kepala pada benda keras.
4)      Proyeksi merupakan usah melemprakan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative pada orang lain.
5)      Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan binatng film, dalam soal harta kekayaan menyamakan denga pengusaha yang sukses.
6)      Narsisme adlah mencintai diri yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih super daripada orang lain.
7)      Autisme adalah gejala menuup diri secara toal dalam dunia nyata, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus kesifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat pada lingkungan seperti :   
     1)      Kota-kota besar yang banyak memberikan tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hisuonya, sebagian orang tidak mau tahu  terhadap penderitaan orang lain akibat egoism sebagai ciri masyarakat kota.
      2)      Anak-anak usia muda yang tidak berhasi dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannnya. Sehingga pada usia-usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tenagh berlaku.
     3)      Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya ke dalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaanya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lemah, sehingga kaum wanitalan yang benyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria.
     4)      Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi sehingga sifat pasrah tidak dikenalinya. Dalam negalami kesulitan orang yang demikina ini mudah sekali mengalami penderitaan.
     5)      Orang yang selalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mecari untung sebanyak-banyaknya. Mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan persoalan spiritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
                Penderiataan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat sehingga dunia ini akan dirasakan sebagai neraka dalam kehidupnnya. Bagi merka yang mulai merasakan tidak mampu  lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-kata lebih baik mati daripada hisup, dengan pengetian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu mederita dan merasa putus asa mengmbil jalan pintas dengan bunuh diri.


      D.      PENDERITAAN DAN PEJUANGAN

                Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehisupan manusia yang bersifat kodrati. Kerana itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan bhkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia dapat mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia menjadi kreatif, baik bagi penderita sendiri mauoun bagi orang lain yang melihat atau mengalami penderitaan.

                Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia ditakdirkan bukan hana untuk bahagia melainkan juga menderita. Karena itu manusia tidak boleh hidup pesimis yang menggap hidupnya sebagai rangkain penderitaan. Manuia gharus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hisup. Allah berfirman dalan surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.

                Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidpu dalam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh orang yang bersangkutan mungkin juga dialami orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.

                Apabila kitta memperhatikna dan membaca riwayat  hidup para pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan yang penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta lama mendekam dalam penjara colonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa.


      E.       PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN

                Dalam dunia modern sekarang kemungkinan terjadinya penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagainya membuat manusia mendderita. Penciptaan bo atom, rekator nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan peluang tejadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi  seperti bom atom di Hirosyimandan Nagasaki, kebocoran reactor nuklir di Uni Soviet, kebocoran gas beracun di India, penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.

                Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana ala, bencana perang dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat Hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya Gunung Galunggung, perang Irak-ran.
                Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti megsis lembaran Koran Koran, layat TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan mereka. Dengan demikian dapat menggugah hati menusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan atau penyelamatan mereka dari musibah ini. Abntuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan maupu melalui organisasi-oraganisasi sosial, kemudian dikirmkan atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejasian dan tempat-tempat penguungsian.

                Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa pendderitaan manusia kepada massyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menialau untuk ementukan sikapa atar sesame terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie Hangara”.


      F.       PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA

                Apabila kita kelompokkan secara sederhana sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

a.       Penderitaan yang timbul akibat perbuatan buruk manusia.
         Penderitaan yang menimpa manussia  karena perbuatan buruknya dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib butuk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusiaalah yang memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir adalah jika takdir telahditentuka oleh Tuhan sedangakan nasib buruk manusia itu sendiri yang menjadi penyebabnya.

        Karena perbuatan buruk manusia antara sesame manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya :
     1.       Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pentas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman dipenjara oleh pengadilan supaya perbuatannya dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan. Seddangka pembantu yang telah menderita dipulihkan.
     2.       Perbuatan buruk orang tua Arie Hangara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakiabatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oelh pengadilan supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan pederitaan.
     3.       Perbuatan buruk para pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisinya “Bersatulah Pelacur-Pelcaur Kota Jakarta”, perbuatan buruk yang merendahkan derat kamu wanita, yang memandang wanta tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu udaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu.

Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan pendritaan manusia. Tetapi manusai tidak menyadari hal ini. Mungkin kesadaran itu baru muncul setelah musibah yang membuat mereka menderita, misalnya :
     1.       Musibah banjir dan tanah longsor di Lampung Selatan bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gungul oleh manusia penghuni hutan liar itu. Akibatnya beberaa jiwa menjadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta mebda yang musnah. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari penderitaan ini.
     2.       Perbuatan lalai, mungkin kurang control terhadap tangki-tangki penyimpanan gas-gas beracun dari perusahaan “union carbide” di India. Gas-gas beracun dari tangki penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitanya, mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas, dan mengalami cacat. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau pimpinan perusaahn itu. Ia bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.

b.      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
                Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimism dapat menjadi usaha manusia untuk mengatassi penderitaan itu. Bnayak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat antara lain :
    1.       Seorang anak laki-laki nuta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tunya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata, hatiya terang benderang. Kerana kecerdasaanya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhrnya memperoleh gelar Doktor di universias DSarbone Perancir. Diaalah Prof.Dr.Thana Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
    2.       Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia meneriman cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan merawatnya dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlaj ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya todak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah hisup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.


      G.     PENGARUH PENDERITAAN

                Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudia tak berguna”, “nasi berubah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negative ini timbul sikap anti, misalnya tidak punya gairah hidup.

                Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi pederitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkai penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu hanyalah bagia dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah.

                Apanila sikap negative dan sikap positif ini dikomunikasikan oelh para seniman kepasa para pembaca, penonton, maka mereka akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk negadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.

Daftar Pustaka
Nugroho, Widyo dkk (1996). MKDU : Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma

0 komentar:

Posting Komentar

Pink Bobblehead Bunny
 

My ( Mind + Act + Story ) Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting